Kita tahu, bahwa profesi arsitek di Indonesia belum benar-benar seperti dokter yang memiliki aturan hukum yang jelas. Siapa pun di Indonesia bisa mengaku-ngaku seorang arsitek. Orang awam, tukang, mandor, insinyur sipil, bisa mengatakan bahwa dirinya seorang arsitek. Asalkan dia bisa menggambar sedikit, punya kenalan tukang atau mandor, jadilah dia seorang arsitek atau bahkan menyebut dirinya seorang kontraktor. Lalu dari sana, dia mencari klien, dst...
Memang sih , ada IAI (Ikatan Arsitek Indonesia,red.) seperti IDI yang mengatur segala hal mengenai fee, aturan main dan sebagainya. Namun, pada umumnya, di Indonesia tidak dibutuhkan sertifikat/bukti kelayakan arsitek untuk membangun rumah.
Setiap orang bisa membangun rumahnya sendiri tanpa membutuhkan jasa seorang arsitek. Walaupun pada akhirnya, tampilan atau desain yang dihasilkan jauh dari indah dan pastinya rumah asal jadi.
Pada umumnya, orang Indonesia kurang menghargai profesi seorang arsitek. padahal sejatinya mereka ingin sekali berkonsultasi dan memakai jasa arsitek. Namun, mereka ragu lantaran mereka berpikir soal biaya. “Masyarakat memang selalu memandang jasa arsitek itu mahal. Padahal tidak seperti itu”.Masyarakat selalu menilai arsitek adalah tukang gambar pada selembar kertas saja. Padahal kenyataannya tidak seperti itu.Seorang arsitek juga mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar dalam merancang dan mengawasi pembangunan rumah serta membuat hunian yang layak dari segi kesehatan, kenyamanan, dan keamanan. “Tujuan dasarnya adalah membuat sejahtera penghuni rumah yang memakai jasanya”. Oleh karena itu, cakupan layanan dari jasa arsitek terbilang cukup beragam. Mulai dari membuat rancangan denah rumah sampai dengan menjadi pengawas pembangunan bangunan. Komunikasi menjadi kunci penting Bagi yang punya anggaran terbatas dan tak perlu khawatir. Pengguna jasa arsitek bisa mengonsultasikan soal anggaran pembangunan rumahnya. Namun, agar semuanya berjalan lancar, “Klien harus terbuka soal anggaran yang dimilikinya”. Sebab, dengan anggaran terbatas, arsitek akan mencari solusi atau pemecahannya. Solusi itu bisa dengan mencari bahan-bahan alternatif tanpa mengganggu aspek kenyamanan, kebersihan, dan estetika bangunan rumah. “Termasuk memberi saran rumah dengan biaya yang minim,” ungkapnya lagi. Makanya, komunikasi yang intens menjadi kunci penting bila Anda ingin menggunakan jasa arsitek. “Sebab tugas lain seorang arsitek yang juga tak kalah penting adalah mewujudkan keinginan dan mimpi calon pemilik rumah”.
Dengan berdialog, arsitek bisa menerjemahkan keinginan pengguna jasa mereka. Makanya, Anda harus jeli memilih arsitek. “Sekarang ini ada kecenderungan arsitek aktif dan jam terbangnya tinggi tak maksimal dalam menerjemahkan kemauan klien”. Sebab, demi target, mereka umumnya sambil lalu saja menerjemahkan keinginan klien. “Jadi, pilih arsitek yang benar-benar menyediakan waktu untuk berkonsultasi”. Secara umum, di tahap awal, arsitek membutuhkan masukan tentang penghuni rumah seperti jumlah anak, profesi pemilik rumah, hingga hobi para penghuni rumah.
Dari informasi ini, arsitek akan membuat desain rumah. “Untuk tahap ini, kami tak jarang perlu konsultasi berminggu-minggu untuk mendapatkan hasil yang maksimal”.Dari pengalamannya saya, ada dua tipe ekstrem pengguna jasa arsitek yakni menyerahkan sepenuhnya kepada arsitek dan pemilik yang mau mencampuri detail proses desain.
Semoga membantu ! jika masih ada hal yang dirasa kurang, bisa berkonsultasi kepada kami. Kami juga menawarkan jasa desain dengan harga terjangkau (Rp.20.000 /m2) anda sudah bisa mewujudkan mimpi anda untuk memiliki rumah impian. silahkan hubungi ( 081311331282)
Minggu, 19 Januari 2014
Kenapa Perlu Arsitek??
16.33
No comments
0 komentar:
Posting Komentar